
Imam Syaroni SPdIImam Syaroni SPdI
Imam Syaroni, S.Pd.I
Suasana pandemi Virus Corona atau Covid 19 (Corona Virus Disease) 2019 ini benar-benar mengubah kehidupannya. Keadaan yang awalnya dianggap menyulitkan, ternyata membawa keberkahan yang luar biasa. Itulah ungkapan Imam Syaroni SPdI, guru SMP IT (Islam Terpadu) Insan Kamil Sidoarjo.
Menurut Imam, masa pandemi menjadikan hampir sebagian besar masyarakat Indonesia harus beraktivitas dari rumah. Tak sedikit perusahaan yang mengharuskan pekerjanya untuk bekerja dari rumah, begitu juga sekolah yang meliburkan siswanya, cukup belajar secara Daring atau online, para guru juga harus WFH (Work From Home).
Kondisi inilah yang membuatnya harus berfikir keras untuk tetap produktif, walaupun bekerja dari rumah. ”Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, saya harus bercocok tanam, menanan berbagai macam sayuran dengan sistem hidroponik. Selain itu juga memanfaatkan waktu senggangnya untuk menulis,” ujar alumnus IAIN Sunan Ampel 2004, saat ditemui (16/7) kemarin.
Bukan hanya itu, Imam juga mampu membuka usaha kuliner bersama istrinya dengan brand Donat-Q yang kini beromset sekitar Rp10 per bulan. Kerja keras, kemauan belajar yang tinggi, dan membuka dengan hal – hal baru adalah kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan. ”Kompetensi yang saya miliki saat ini dalam hal Hidroponik, menulis, ataupun entrepreneur tidak didapat secepat membalikan telapak tangan. Namun melewati sebuah proses yang panjang dan rasa ingin tahu yang besar. Sehingga melahirkan semangat untuk terus belajar,” ungkap penulis modul ‘Hidroponik Itu Mudah’.
Imam menjelaskan, kalau kondisi sekarang butuh managament waktu yang baik, agar bisa menyesuaikan dengan tugas utamanya sebagai pengajar. Ketika mengajar maka kita harus benar-benar fokus dengan anak didik yang kita pegang, walaupun pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh. ”Waktu mengajar, pengendalian bisnis dipegang langsung oleh istri,” katanya.
Jadi, pembelajaran jarak jauh mengharuskan semua pembelajaran dilakukan secara online, maka kemampuan IT seorang guru sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. ”Alhamdulillah, dengan berbekal sedikit kemampuan IT, saya bisa mengkolaborasikan untuk pembelajaran dan mengembangkan sebuah usaha. Jika kita mampu berfikir jernih dan khusnudzon kepada Allah, maka dalam kesulitan akan dibukakan pintu kemudahan sesudahnya,” ungkap guru Alquran ini.
Penulis buku Tenggelam di Samudra Cinta ini menyakini, setiap masalah akan melahirkan sebuah hikmah, maka jangan pernah berhenti untuk terus belajar, berusaha, dan tak lupa berdoa. Semoga dalam kondisi ini kita semua bisa mengambil hikmah yang diberikan Allah, agar mampu keluar dari masalah yang ada. [ach
Komentar
Posting Komentar